Sikap yang harus dilakukan seorang muslim terhadap tamu
Anda Akan Mendapatkan Anugerah yang Melimpah
Ada orang yang bertamu kerumah Anda. Kedatangan tamu adalah suatu kemuliaan dari Allah untuk membukakan jalan kebaikan bagi Anda. Anda jangan berkata, "Apa yang akan saya dapatkan dari kedatangan tamu? dan kebaikan apa yang akan kembali kepada saya dari memulikan tamu?"
Kemulyaan Para Nabi
Dalam surat Adz-Dzariyat, Allah SWT menjelaskan kepada kita tentang sikap Nabi Ibrahim kepada tamu-tamunya,
"Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) Cerita tentang tamu ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang di muliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan : 'salaamun.' Ibrahim menjawab: 'Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak kenal. 'Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. (QS. Adx-Dzariyat:24-26).
Dalam Surat lain Allah SWT berfirman, "Kemudian Ibrahim menyungguhkan daging anak sapi yang di panggang."(QS.Hud:69)
"Lalu dihidangkannya kepada mereka, Ibrahim (QS. Hud:69)
"Lalu di hidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: 'Silahkan anda makan.' "QS.Adz-Dzariyat:27)
Tatkala tamu berkunjung kepada Nabi Ibrahim, maka dia bersegera memuliakan tamunya. Yaitu, dengan menyungguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Kemudian Nabi Ibrahim mempersilahkan kepada tamunya untuk segera menyantap, akan tetapi Nabi Ibrahim tidak tahu bahwa tamunya adalah malaikat.
Maka Malaikat memberitahukan siapa mereka sesungguhnya, supaya Nabi Ibrahim tidak gemetar takut. Kemudian malaikat memberikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim ,bahwa dia akan memiliki seorang anak laki-laki.
Nabi Ibrahim adalah kekasih Allah. Meskipun demikian, dia memuliakan setiap tamu yang datang kepadanya, Dalam salah satu riwayat disebutkan, bahwa dia tidak mau makan kecuali bersama dengan tamunya.
Ayat yang menunjukan, bahwa Nabi Ibrahim besegera dalam memuliakan tamu adalah huruf "Fa'" dalam ayat "Faragha lla 'Ahliha"(Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya).
Kemudian mempersilahkan makan "Silahkan anda makan". Begitulah bentuk Kemuliaan Nabi , yang dapat kita rasakan di sepanjang zaman, yaitu dengan diwajibkannya memuliakan tamu.
Raulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka dia harus memulyakan tamu. (HR,Muslim, hadist nomor 17.HR.Imam Ahmad, dalam musnadnya 4/31.HR.Ad-Darami, dalam kitab Sunannya (2/98).
Rasulullah menggabungkan sikap ini memuliakan tamu dengan iman kepada Allah dan hari akhir. Oleh karena itu, memuliakan tamu hukumnya wajib dengan bentuk apapun, meskipun tamu tersebut hanya sebentar saja.
Selagi dia melanggkah kakinya ke dalam rumah anda, maka Anda harus memuliakannya, walaupun hanya disuguhi manisan atau diberi minum dengan air putih saja.
Sedangkan, jika tamu sudah singgah satu jam atu lebih, dan ketika dia mau pulang, tiba-tiba Anda memintanya agar jangan pulang dulu untuk dimasakan makanan, naka sikap seperti ini tidak layak Anda lakukan.
Tanggung Jawabnya dan Tanggung Jawab Anda
Seorang istri muslimah, tatkala mengetahui ada seorang tamu yang sedang berbincang dengan suaminya, maka memuliakan tamu ini menjadi tanggung jawabnya. Sang istri harus menyiapkan suguhan yang pantas, kemudian suguhan ini diberikan kepada suaminya, lalu suaminya memberikan kepada tamunya.
Seorang suami muslim, ketika tahu ada seorang perempuan yang menjadi tamu istrinya, maka memuliakan tamu ini menjadi tanggung jawabnya. Dan sang suami harus menyungguhkan sesuatu yang pantas untuk dihidangkan kepada tamu, yang mana hidangan ini cukup untuk istri dan tamunya.
Kemudian suguhan ini diberikan kepada istrinya, lalu istrinya memberikan kepada tamunya. Inilah di antara sikap yang harus dilakukan kepada para tamu. Juga, ini adalah di antara bentuk pergaulan yang baik antara suami dan istri.
Mengapa Tidak ?
Sebagian dari para suami berkata, "Apakah saya harus mengerjakan pekerjaan rumah? Membantu pekerjaan istri di dapur, dan membantu membuat minuman untuk tamunya?" Dia menganggap, bahwa pekerjaan ini menghinakan kelaki-lakiannya dan merendahkan kehormatannya.
Dulu, Rasulullah membantu pekerjaan rumah tangganya, hingga ketika datang waktu shalat seakan-akan Nabi tidak mengenal keluarganya, dan keluarganya pun tidak mengenalnya. Jadi, apakah saya dan Anda lebih mulia dan lebih agung dari pada Rasulullah?
Apakah Anda lebih memuliakan diri Anda melebihi Rasulullah?!
Sesungguhnya sikap seperti ini membantu pekerjaan rumah tangga adalah di antara kesempurnaan makna laki-laki dan iman. Rasulullah SAW. Bersabda,
"Sebaik-baiknya kalian, sebaik-baiknya kalian adalah orang yang bersikap baik (membantu pekerjaan rumah)kepada keluarganya. Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian yang berbuat baik terhadap keluarga."(HR Tirmidzi, hadist nomor 3895. HR. Ibnu Majah, hadist nomor 1977. HR. Ad-Darami,dalam sunnahnya (2/159).
Jadi, Anda adalah orang yang paling baik di antara manusia disebabkan Anda telah membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga Anda. Dan juga disebabkan ketaatan Anda kepada Allah serta Rasul-nya.
"Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) Cerita tentang tamu ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang di muliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan : 'salaamun.' Ibrahim menjawab: 'Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak kenal. 'Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. (QS. Adx-Dzariyat:24-26).
Dalam Surat lain Allah SWT berfirman, "Kemudian Ibrahim menyungguhkan daging anak sapi yang di panggang."(QS.Hud:69)
"Lalu dihidangkannya kepada mereka, Ibrahim (QS. Hud:69)
"Lalu di hidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: 'Silahkan anda makan.' "QS.Adz-Dzariyat:27)
Tatkala tamu berkunjung kepada Nabi Ibrahim, maka dia bersegera memuliakan tamunya. Yaitu, dengan menyungguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Kemudian Nabi Ibrahim mempersilahkan kepada tamunya untuk segera menyantap, akan tetapi Nabi Ibrahim tidak tahu bahwa tamunya adalah malaikat.
Maka Malaikat memberitahukan siapa mereka sesungguhnya, supaya Nabi Ibrahim tidak gemetar takut. Kemudian malaikat memberikan kabar gembira kepada Nabi Ibrahim ,bahwa dia akan memiliki seorang anak laki-laki.
Nabi Ibrahim adalah kekasih Allah. Meskipun demikian, dia memuliakan setiap tamu yang datang kepadanya, Dalam salah satu riwayat disebutkan, bahwa dia tidak mau makan kecuali bersama dengan tamunya.
Ayat yang menunjukan, bahwa Nabi Ibrahim besegera dalam memuliakan tamu adalah huruf "Fa'" dalam ayat "Faragha lla 'Ahliha"(Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya).
Kemudian mempersilahkan makan "Silahkan anda makan". Begitulah bentuk Kemuliaan Nabi , yang dapat kita rasakan di sepanjang zaman, yaitu dengan diwajibkannya memuliakan tamu.
Raulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka dia harus memulyakan tamu. (HR,Muslim, hadist nomor 17.HR.Imam Ahmad, dalam musnadnya 4/31.HR.Ad-Darami, dalam kitab Sunannya (2/98).
Rasulullah menggabungkan sikap ini memuliakan tamu dengan iman kepada Allah dan hari akhir. Oleh karena itu, memuliakan tamu hukumnya wajib dengan bentuk apapun, meskipun tamu tersebut hanya sebentar saja.
Selagi dia melanggkah kakinya ke dalam rumah anda, maka Anda harus memuliakannya, walaupun hanya disuguhi manisan atau diberi minum dengan air putih saja.
Sedangkan, jika tamu sudah singgah satu jam atu lebih, dan ketika dia mau pulang, tiba-tiba Anda memintanya agar jangan pulang dulu untuk dimasakan makanan, naka sikap seperti ini tidak layak Anda lakukan.
Tanggung Jawabnya dan Tanggung Jawab Anda
Seorang istri muslimah, tatkala mengetahui ada seorang tamu yang sedang berbincang dengan suaminya, maka memuliakan tamu ini menjadi tanggung jawabnya. Sang istri harus menyiapkan suguhan yang pantas, kemudian suguhan ini diberikan kepada suaminya, lalu suaminya memberikan kepada tamunya.
Seorang suami muslim, ketika tahu ada seorang perempuan yang menjadi tamu istrinya, maka memuliakan tamu ini menjadi tanggung jawabnya. Dan sang suami harus menyungguhkan sesuatu yang pantas untuk dihidangkan kepada tamu, yang mana hidangan ini cukup untuk istri dan tamunya.
Kemudian suguhan ini diberikan kepada istrinya, lalu istrinya memberikan kepada tamunya. Inilah di antara sikap yang harus dilakukan kepada para tamu. Juga, ini adalah di antara bentuk pergaulan yang baik antara suami dan istri.
Mengapa Tidak ?
Sebagian dari para suami berkata, "Apakah saya harus mengerjakan pekerjaan rumah? Membantu pekerjaan istri di dapur, dan membantu membuat minuman untuk tamunya?" Dia menganggap, bahwa pekerjaan ini menghinakan kelaki-lakiannya dan merendahkan kehormatannya.
Dulu, Rasulullah membantu pekerjaan rumah tangganya, hingga ketika datang waktu shalat seakan-akan Nabi tidak mengenal keluarganya, dan keluarganya pun tidak mengenalnya. Jadi, apakah saya dan Anda lebih mulia dan lebih agung dari pada Rasulullah?
Apakah Anda lebih memuliakan diri Anda melebihi Rasulullah?!
Sesungguhnya sikap seperti ini membantu pekerjaan rumah tangga adalah di antara kesempurnaan makna laki-laki dan iman. Rasulullah SAW. Bersabda,
"Sebaik-baiknya kalian, sebaik-baiknya kalian adalah orang yang bersikap baik (membantu pekerjaan rumah)kepada keluarganya. Dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian yang berbuat baik terhadap keluarga."(HR Tirmidzi, hadist nomor 3895. HR. Ibnu Majah, hadist nomor 1977. HR. Ad-Darami,dalam sunnahnya (2/159).
Jadi, Anda adalah orang yang paling baik di antara manusia disebabkan Anda telah membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga Anda. Dan juga disebabkan ketaatan Anda kepada Allah serta Rasul-nya.