Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Berbakti Kepada Kedua Orang Tua adalah kewajiban yang harus dipenuhi seorang anak Sejak dilahirkan manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama yang harus dipenuhi. Sebagai anak kita telah mendapatkan hak untuk mendapatkan perawatan dengan baik dari orang tua, mulai ...
Apakah Ada Sesuatu Yang Tersisa ?
Allah SWT berfirman, "Sembahlah Allah dan janganlah kamu persekutukan-nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak,." (QS. An Nisa'36:) Pada suatu hari, seorang sahabat bertanya kepada Nabi,
"Amalan Apakah Yang Paling Mulia? " Nabi Menjawab, "Shalat Pada Waktunya."
Sahabat Bertanya Lagi? " Nabi Menjawab, "Berbakti Kepada Kedua Orangtua,"
(HR.Al-Bukhari,hadist nomor 527.HR.Muslim,hadist nomor 248.)
Hak Pertama setelah hak Allah yang berupa tauhid dan ibadah adalah Hak Orangtua, yaitu berbakti dan berbuat baik kepada mereka berdua. Allah telah mendudukkan hak Ayah Ibu setelah haknya Allah.
Kebaikan ini kebaikan itu tidak pupus dengan berakhirnya umur kedua Orangtua, namun terus berlangsung dengan bentuk lain setelah kematiannya. Dalam sebuah hadist diriwayatkan, bahwa ada seorang laki-laki datang kepada nabi seraya berkata, "Apakah ada sesuatu kewajiban lain dari berbakti kepada orang tua yang harus saya lakukan setelah saya melakukannya (di kala mereka masih hidup)?
Nabi Menjawab, "Benar, mendoakan mereka berdua, mengucapkan istigfar untuk mereka berdua, sahabat-sahabatnya, menyambung silaturahmi kepada saudara-saudaranya, dan melaksanakan wasiatnya setelah ketiadaan mereka berdua. "
(HR.Abu Dawud, hadistnomor 5142, HR. Ibnu Majah,hadist nomor 13664.)
Dulu, laki-laki ini berbakti kepada orang tuanya di kala orang tuanya masih hidup. Ketika kedua orang tua telah dipanggil oleh Allah, maka laki-laki ini datang kepada Nabi dan bertanya tentang cara berbakti kepada orangtua. Berbakti kepada orang tua adalah di antara sikap yang harus dipegang dan dijaga atas ketaatan kepada Allah serta mencari ridho-nya, selagi manusia masih hidup.
Hadist diatas berakhir dengan wasiat kedua orang tua, sedangkan anaknya masih hidup dan dia bertanya kepada rasulullah tentang cara berbakti kepada kedua orang tua setelah mereka meninggal dunia. Maka, Rasulullah menjelaskan, bahwa dia wajib mendoakan kedua orangtuanya dengan mengucapkan istigfar, memulyakan teman-temannya dengan bertamu atau mengunjungi rumahnya, menyambung tali persaudaraan dengan saudara-saudaranya dan menjalankan wasiana selama tidak berupa kemaksiatan.
Di Sana Tidak Ada Tipu Daya Terhadap Kedua Orang Tua
Sesungguhnya orang-orang yang non muslim iri kepada kita atas sikap kita yang sangat baik kepada kedua orang tua. Karena tradisi yang sudah berlaku di kalangan mereka adalah, jika umur anak sudah lebih dari lima belas tahun maka segala pola kehidupannya jauh dari kehidupan orang tua. Sealah-olah bentuk dan pradikma berfikir sang anak tidak bisa diimbangi oleh kedua orang tuanya.
Anak laki-lakinya datang kerumah dengan membawa teman wanitanya. Begitupun juga dengan anak perempuan, datang kerumah membawah teman laki-lakinya. Terhadap semua ini, kedua orang tua tidak mampu melarangnya, jika dilarang maka anak-anaknya merasa mendapatkan gangguan yang besar, hingga masalah seperti ini dibawa ke pengadilan, karena kedua orang tuanya dianggap tidak toleran, fanatik, dan kolot. Wallahu Al-Musta’in.
Hati yang Membantu
Ketika umur kedua orang tua sudah menginjak lanjut usia maka anak-anak yang durhaka menempatkan kedua orang tuanya ke salah satu panti jompo. Setelah itu, sang anak tidak pernah menayakan bagaimana keadaan orang tuanya, karena kesibukan atau karena sering keluar kota, demikian mereka beralasan.
Tatkala orang tuanya meninggal dunia di sana, maka pihak panti jompo menghubungi anaknya untuk memakamkan orang tuanya.
Akan tetapi, sang anak tidak bisa memakamkan jenazah orang tuanya karena kesibukan. Kemudian, dia berkata kepada pihak panti asuhan,”Uruslah segala urusan pemakaman jenazah orang tuaku.”
Tatkala orang tuanya meninggal dunia di sana, maka pihak panti jompo menghubungi anaknya untuk memakamkan orang tuanya.
Akan tetapi, sang anak tidak bisa memakamkan jenazah orang tuanya karena kesibukan. Kemudian, dia berkata kepada pihak panti asuhan,”Uruslah segala urusan pemakaman jenazah orang tuaku.”
Maha benar Allah dalam firman-nya, “Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” (QS. AL-Hajj:46) Walaupun anak ini memberikan suatu terbaik dari apa yang dimiliki, namun dosa ini tidak akan pernah terlupakan. Sebagaimana dosanya anak Adam yang membunuh saudaranya sendiri.
Penuhilah Kebutuhan Mereka Berdua
Yang dimaksud dengan berbakti kepada kedua orang tua adalah: selalu menolong mereka berdua dan memenuhi kebutuhan. Jika mereka membutuhkan uang maka uang, saya adalah uangnya. Jika mereka membutuhkan perlindungan, maka perhatian saya terlebih dulu saya curahkan kepadana sebelum kepada sanak-sanak saya.
Saya tidak mengutamakan keinginan istri saya diatas ke inginan ibu saya. Dengan arti, kepatuhan saya terhadap ibu mengalahkan kepatuhan saya kepada istri. Dan saya akan selalu bertanya tentang keadaan mereka berdua, dengan berkunjung dan menelponnya.
Saya akan bertanya kepada mereka berdua, apakah mereka membutuhkan sesuatu ? jika hubungan kami tidak via telpon, maka saya akan bertanya dengan mengirim surat atau mengunjunginya, Sehingga hubungan dengan mereka berdua tidak putus. Lebih-lebih, jika jarak antara orang tua dan anak jauh atau anak sedang melakukan berpergian jauh.
Dan termasuk berbakti kepada kedua orang tua adalah ketika sang anak bersama istri dan anak-anaknya mengunjungi mereka, kemudian mereka semua menginap di rumah orang tuanya. Hal ini untuk menciptakan keakraban dan benang cinta kasih kepada kedua orang tua.
Tak Berdosa Bagi Anda
Anda harus mengevaluasi diri Anda atas kesalahan, atau kedurhakaan, atau sikap jelek Anda terhadap kedua orang tua anda, mencaci maki mereka. Hal ini bukanlah suatu dosa bagi anda jika dilakukan dengan cara yang baik , yaitu dengan nasehat yang santun meskipun mereka berdua adalah orang musrik atau orang kafir.
Sayyidah Asma’ datang kepada Rasulullah dan bertanya, “Ya Rasulullah, ibuku datang meminta sesuatu yang aku miliki dalam satu riwayat disebutkan bahwa ibunya Asma’ adalah orang yang sangat benci kepada Islam- Apakah aku harus memberikan apa yang diinginkan oleh ibuku?” Nabi Menjawab, “Benar, penuhilah keinginan ibumu.”
Lihatlah, bagaimana Allah mengagungkan hak kedua orang tua. Allah tidak menyuruh untuk mengecam mereka meskipun mereka berdua adalah orang kafir, lalu, bagaimana Anda menjadikan diri Anda sebagai tuhan hingga Anda berani memukul mereka sebagai hukuman atas kesalahan atau kemaksiatan yang mereka lakukan?
Allah SWT, berfirman,
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.”(QS.Lukman:15).
Allah telah menjadikan mereka berdua sebagai sebab keberadaan Anda di dunia ini Tanpa mereka, Anda tidak ada di dunia ini. Oleh karena itu, merekalah pemilik keutamaan dan kemulyaan, hingga mereka ridak pernah mengusir keberadaan Anda di bawah telapak kakinya di sepanjang hidup Anda.
Maka, bertaqwalah kepada Allah semampu Anda dengan berbakti kepada kedua orang tua, sehingga anak-anak Anda kelak akan berbakti kepada Anda dan Allah akan melimpahkan ridha-Nya kepada Anda.
Maka, bertaqwalah kepada Allah semampu Anda dengan berbakti kepada kedua orang tua, sehingga anak-anak Anda kelak akan berbakti kepada Anda dan Allah akan melimpahkan ridha-Nya kepada Anda.
Silaturahmi Menjadi Hal yang Mudah
Saudara-saudara dari pihak keluarga ibu dan bapak adalah wahana untuk menyampung tali kasih. Artinya ikatlah tali kasih kepada sanak family Anda dengan mengunjunginya. Apabila Anda berhalangan, maka telponlah mereka. Bertanyalah tentang kabar dan keadaannya.
Juga, berikan ucapan selamat di hari-hari tertentu kepada mereka. Jika Anda tidak bias menghubungi mereka dengan telepon, maka kirimkanlah surat kepadanya setiap satu bulan atau dua bilan.
Sering berkomunikasi dan surat-menyurat menjadikan selaturahmi lebih erat dan mudah dilakukan, tentunya dengan izin Allah.
Juga, berikan ucapan selamat di hari-hari tertentu kepada mereka. Jika Anda tidak bias menghubungi mereka dengan telepon, maka kirimkanlah surat kepadanya setiap satu bulan atau dua bilan.
Sering berkomunikasi dan surat-menyurat menjadikan selaturahmi lebih erat dan mudah dilakukan, tentunya dengan izin Allah.
Tahukah Anda, Ketika Anda pergi ke wartel untuk menelpon saudara-saudara Anda dan disana Anda menunggu antrian untuk menelpon, maka Anda telah mengikatkan diri ke sabilillah “jalan Allah”. Jika Anda meninggal dunia pada saat seperti itu, maka Anda di jalan Allah.
Kalimat Rahim “kasih sayang” Adalah kata jadian yang berasal dari nama Allah ar-Rahman “Dzat yang Mahakasih”.
Apakah Anda tidak suka, Jika Anda memiliki hubungan dengan nama ini? Apakah Anda tidak sengan, jika Anda mendapatkan anugerah dari nama ini di dunia dan di akhirat kelak ? ikatlah sifat kasih sayang Anda dengan dengan sifat kasih sayang dan pemaaf azza wa jalla.
Apakah Anda tidak suka, Jika Anda memiliki hubungan dengan nama ini? Apakah Anda tidak sengan, jika Anda mendapatkan anugerah dari nama ini di dunia dan di akhirat kelak ? ikatlah sifat kasih sayang Anda dengan dengan sifat kasih sayang dan pemaaf azza wa jalla.
Sanak Keluarga Lebih Dulu Keberadaannya Dari Diri Anda
Tidak boleh memutuskan hubingan sanak keluarga hanya di sebabkan adanya perselisihan antara bapak dan paman Anda, atau antara ibu dan bibi Anda, karena tidak masuk dalam perselisihan tersebut. Dan di Hari Kiamat nanti, orang-orang yang berselisih di dunia tidak saling berdampingan.
Jika Anda tahu, maka nasehatilah mereka dengan baik lagi santun. Dan janganlah Anda ikut-ikutan memutuskan tali silaturahmi dengan mereka di saat keadaan seperti itu, Pada suatu hari nanti, akan dating saat rukun di antara semua sanak keluarga. Hubungan sanak keluarga di antara mereka di duni ini lebih dulu keberadan-nya daripada diri Anda. Paman adalah saudaranya bapak sebelumnya adanya anak-anak. Begitupun juga, bibi adalah saudara ibu sebelum mereka bersua memiliki anda.
Ikatan Persaudaraan Menolak Imbalan
Allah SWT. Berfirman,
"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa"(QS. AN-Nisa’:26)
Dalam surat lain Allah SWT. Menjelaskan, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya.” (QS. Al-Isra’:26).
Sanak kerabat memiliki hak hubungan keluarga, meskipun mereka enggan menyambung ikatan tersebut dengan Anda. Jika ada seseorang yang menyia-nyiakan hak ini –enggan menyambung silaturahmi- maka hal ini bUkan berarti Anda harus mengesampingkan hak-hak Anda atas dirinya.
Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi seraya berkata “Ya Rasulullah, saya memliki sanak keluarga. Ketika saya menjalani hubungan dengannya, namun dia memutuskan hubungan tersebut. Ketika saya berbuat baik kepadanya, namun dia berbuat jelek kepada saya. Jika saya bermurah hati kepadanya, namun dia mengacuhkan saya.” Kemudian Nabi berkata, Jika kamu seperti orang dikasih makan abu panas. (Maka dari itu) Allah akan selalu menolong dan menjagamu dari kesengsaraan selama kamu masih berbuat seperti itu”
(HR. Muslim, hadist nomor 6472.)
Sebagai seorang muslim, dia tidak akan berkata, “Aku akan mengunjungi orang yang mengunjungiku, dan aku akan memutuskan tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskan tali persaudaraan denganku.”
Akan tetapi, sebagai seorang muslim dia akan selalu mengunjungi, bersikap ramah, dan melapangkan dada meskipun mereka bersikap tidak baik kepada mereka.
Akan tetapi, sebagai seorang muslim dia akan selalu mengunjungi, bersikap ramah, dan melapangkan dada meskipun mereka bersikap tidak baik kepada mereka.
Diriwayatkan ole Al-Bukhari bahwa Rasulullah SAW, pernah bersabda, “Orang yang menyambung tali persaudaraan bukanlah orang yang membalas sama aras perlakuan kepada dirinya. Anakan tetapi, orang yang menyambung tali persaudaraan adalah, ketika tali persaudaraan tersebut diputus maka dia menyambungnya.
(HR. Al-Bukhari, hadist nomor 5991.)
Seorang muslim harus berakhlak seperti akhlaknya Allah. Allah memberikan kasih sayang kepada hamba-Nya, namun Dia tidak menunggu balasan dari hamba-Nya, Allah sama sekali tidak membutuhkan balasan manusia. Maka, jadilah Anda sebagai orang yang tidak membutuhkan balasan dari manusia.
Sambunglah tali persaudaraan Anda, meskipun mereka memutuskannya. Janganlah Anda mendengarkan bisikan setan, yang mana ia berbisik seperti ini, ”Mereka tidak lebih mulya dari dirimu ! kunjungilah orang yang mengunjungimu saja!” Setelah itu, Anda akan memutuskan tali persaudaraan dengan mereka, bahkan kepada Anda. Tidakah Anda suka jika Allah sebagai pelindung dan penolong Anda?!
Sambunglah tali persaudaraan Anda, meskipun mereka memutuskannya. Janganlah Anda mendengarkan bisikan setan, yang mana ia berbisik seperti ini, ”Mereka tidak lebih mulya dari dirimu ! kunjungilah orang yang mengunjungimu saja!” Setelah itu, Anda akan memutuskan tali persaudaraan dengan mereka, bahkan kepada Anda. Tidakah Anda suka jika Allah sebagai pelindung dan penolong Anda?!
Alangkah Besar Hukumannya!!
Orang yang memutuskan tali persaudaraan tidak akan masuk surga bersama orang-orang yang pertama masuk surga. Barangkali, orang yang memutuskan tali persaudaraan dengan menyia-nyiakan hak saudaranya, atau dengan ucapan seperti ini; “Aku hanya akan mengunjungi orang yang mengunjungiku. Dan aku hanya akan bersikap baik kepada orang yang bersikap baik kepadaku.”
Rasulullah SAW. Bersabda, “Orang yang memutuskan tali persaudaraan tidak akan masuk surga.(HR. Al-Bukhari, hadist nomor 5991.)
Orang seperti ini akan terhalang dari surga dan mereka adalah golongan manusia yang terakhir masuk surga, karena memutuskan tali persaudaraan adalah di antara tanda adanya kerusakan di muka bumi ini. Allah SWT. Berfirman, “Maka apaka kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?”QS. Muhammad:22)
Sesungguhnya, orang yang memutuskan tali persaudaraan telah memupus ikatan persaudaraan antara generasi dari sanak keluarga, hingga mereka tidak saling mengenal. Ketika ada dua orang yang baru tahu –tanpa disangka-sangka sebelumnya bahwa antara mereka berdua ada ikatan dara saudara, maka mereka berdua memendam kebencian kepada pendahulunya yang telah menyebabkan kebencian kepada pendahulunya yang telah menyebabkan dara persaudaraan antara mereka tercerai-berai.
Maka dari itu, janganlah Anda meletakkan benih-benih permusuhan di antara sanak saudara, karena buah dari perseteuan ini akan dipikul secara berantai oleh anak keturunan Anda.
Maka dari itu, janganlah Anda meletakkan benih-benih permusuhan di antara sanak saudara, karena buah dari perseteuan ini akan dipikul secara berantai oleh anak keturunan Anda.